Mural unik bertema ‘Punokawan mBangun Desa’ menjadi tanda selamat datang bagi pengunjung Pasar Seni Gabusan. Beberapa showroom kerajinan berjajar rapi memenuhi los-los yang telah tersedia. Dilengkapi dengan pusat teknologi dan informasi, memudahkan pengunjung yang mencari jenis kerajinan yang diminatinya.
Pasar Seni Gabusan berlokasi di Jalan Parangtritis, Km. 9, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Luasnya kurang lebih 6 hektar tanah. Pembangunannya menelan biaya tak kurang dari Rp. 7 milyar. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Idham Samawi, Bupati Bantul, pada 23 Desember 2003 dan selesai pada Oktober 2004.
Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur DIY, menjadi saksi dibukanya Pasar Seni Gabusan untuk khalayak umum. Pada 17 November 2004, ia melakukan pembukaan secara simbolik. Ini sebagai pertanda bakal dimulainya kegiatan kerajinan hasil karya warga Bantul.
Pemerintah menyadari bahwa industri kerajinan di Kabupaten Bantul bisa menjadi andalan warga di masa mendatang. Ini terbukti dengan banyaknya perajin yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini. “Menempati peringkat ke dua setelah sektor pertanian,” ujar Tribowo S.Naswa, General Manager Pasar Seni Gabusan.
Tak bisa sembarangan perajin bisa menempati los yang tersedia di sana. Pihak pengelola menomorsatukan perajin asal Bantul. Pasalnya, pembangunan pasar seni ini berasal dari kantong pemda dan bertujuan untuk mengangkat taraf perekonomian para perajin. Banyak para perajin di Bantul, yang belum mampu melakukan transaksi ekspor sendiri.
Para perajin yang menempati los tak dibebani biaya apapun. Hanya biaya listrik yang ditanggung nya. Pihak pengelola masih berpatokan pada bahwa siapa saja bisa menempati los. Syaratnya, ia merupakan warga Bantul dan mempunyai unit usaha di bidang kerajinan.
Bermacam ragam jenis kerajinan yang tersedia di pasar seni ini. Kerajinan yang berasal dari kayu, kulit dan logam lebih banyak mendominasi. Meski begitu, kerajinan keramik dan tekstil juga bisa ditemukan. Selain sebagai pasar jual beli, Pasar Seni Gabusan juga menyediakan pasar online. Tersedia fasilitas internet menggunakan WiFi Hotspot.
Bencana gempa bumi yang meluluhlantakkan Bantul beberapa waktu lalu, menggoyangkan pasar seni ini. Banyak bangunan terkena imbasnya. Beberapa los kerajinan yang rusak, sehingga para perajin terpaksa tak bisa bisa menjual hasil kerajinannya. Tentu saja berimbas kepada penghasilan mereka yang menjadi menurun secara drastis. “Saya bisa katakan bahwa saat itu pasar seni ini lumpuh total,” tambah Tribowo.
Para perajin juga kebingunan. Alat-alat produksi mereka rusak. Di tambah dengan bangunan rumahnya yang juga turut lebur. Secara otomatis, para perajin itu berhenti beroperasi. Untungnya, banyak bantuan mengalir. Cukup diakui, perhatian dunia saat itu memang tertuju pada Bantul.
Pada bulan September 2006, Pasar Seni Gabusan mendapat bantuan dari Exxon. Semula, Exxon akan membantu sektor perumahan. Namun, dengan bagitu banyaknya bantuan untuk sektor itu, Exxon memutuskan untuk mengalihkan bantuan untuk pemulihan ekonomi. Tentunya, melalui pembangunan kembali pasar seni ini.
“Kita betul-betul tertolong oleh Exxon,” kata Tribowo. Salah satu programnya adalah pembuatan sawung-sawung (gubuk-red) sementara. Tujuannya, agar bisa ditempati para perajin untuk kembali menggelar barang olahannya itu. Selain itu, bantuan Exxon juga meliputi perbaikan alat industri dan penyebaran promosi.
Bantuan Exxon menjadi sebuah tanda kebangkitan kembali Pasar Seni Gabusan. Namun perusahaan minyak itu meminta sebuah syarat kepada pemda Bantul. Pemda Bantul diharapkan segera membangun kembali pasar seni ini. Bangunan aslinya tetap dipertahankan, agar karasteristiknya tidak hilang begitu saja.
Meski begitu, Tribowo mengingatkan bahwa pasar seni bukanlah seperti pasar yang menyediakan kebutuhan sehari-hari. Memerlukan sebuah proses panjang untuk menjadikan pasar Seni Gabusan lebih di kenal masyarakat. Namun, hal ini bukan lantas membuat pihak pengelola berpangku tangan. Kegiatan promosi sering dilakukan, agar pasar seni ini lebih dikenal luas.
Saat ini, sebanyak 444 perajin yang ada. Mereka menempati 16 buah los yang tersedia di Pasar Seni Gabusan ini. Tersedia 362 kapling, yang sudah diisi 296 kapling. Los yang disediakan berukuran 2x3 dan 3x3 m². Terdapat juga dua unit gardu pandang, plaza rakyat, koridor galeri seni, instalasi air bersih. Untuk melayani jumlah pengunjung yang besar, tersedia pula 4 lavatory artistik, berkapasitas 40 kamar toilet. Area parkir bisa ditempati hingga 20 bus.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar